Jumat, 13 April 2012

Tren Remaja Menirukan Iklan


AKSES-Menirukan adalah melakukan sesuatu menurut apa yang telah diperbuat oleh oranglain dan sebagainya, kemudian diikuti atau dilakukan lagi seperti orang tersebut. Anak remaja yang berumur belasan tahun,  yaitu  antara umur 12 sampai 21 tahun, sedang mengalami masa per-alihan antara masa anak dan masa dewasa. Dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa, menirukan adalah sesuatu hal yang biasa dan pernah dialami. Mereka butuh kepercayaan diri untuk menampilkan jati dirinya. Salah satunya dengan menirukan gaya dan kata-kata yang ada dalam iklan TV. Pernahkah kamu melakukannya...????


Tayang iklan yang ada di TV adalah sebuah sarana untuk mempublikasikan suatu produk. Iklan dibuat sedemikian rupa sehingga terkesan menarik. Dibawakan dengan gaya humoris, memberikan data, memunculkan efek emosi, konyol, dan lain sebagainya, sehingga orang yang melihatnya akan tertarik untuk membeli produk tersebut. Namun apa jadinya jika iklan yang terlalu konyol dan lucu, malah dijadikan sebagai bahan lelucon sehari-hari ?

Kata-kata iklan di TV, memang seringkali akrab terdengar dalam pembicaraan sehari-hari. Apalagi oleh para remaja yang sekarang ini lagi ngetren menirukannya. Ya.. umumnya orang Indonesia memang begitu latah terhadap apapun. Jika ada sesuatu yang menarik, mereka langsung menirunya. Entah itu dari gaya bicara, model dan lain sebagainya. Sehingga mereka cenderung melakukan semacam “plagiarisme” khususnya dalam iklan yang sering ditayangkan di TV.

Masih ingat dengan kata-kata dari sebuah iklan televisi yang diucapkan seperti”Wani Piro ?”, “Like This Yoo”, “Aku Tak Punya Pulsa”, Kim Aku Galau Tanpamu” , “Afika, Ada Yang Baru Nih “, “Sudah Malam Ikan Bobo” serta sederetan kata-kata imajiner yang mengudang perhatian.

Dan itu akhirnya terbawa dalam kehidupan sehari-hari yang akhirnya ikut-ikutan mengatakan seperti dalam iklan tersebut. Hal ini tentu saja dianggap tidak kreatif. Dan siapa yang tidak suka apabila dianggap meniru ? Maka dari itu anak-anak terutama yang sering menirukan iklan , harusnya sudah mulai mengurangi kebiasaan meniru tersebut.  Menurut Ibu Erna Djumawati, S.Pd. Guru Bahasa Inggris SMAN 1 Kedungwaru,  iklan merupakan salah satu sarana untuk mempromosikan produk. Semakin menarik suatu iklan maka nilai komersilnya semakin tinggi. Ini terbukti seperti iklan tertentu yang saat ini menjadi salah satu iklan yang sedang naik daun, dan banyak anak remaja, mulai dai TK sampai SMA menirukan iklan tersebut.  “ Iklan yang kosa katanya menarik dan mudah diingat oleh khalayak, maka iklan tersebut akan mudah untuk ditirukan. Dan saat ini banyak anak remaja yang memplagiatkan (menirukan) iklan tersebut, dengan berbagai macam alasan. Diantaranya lucu , menarik, dan unik. Boleh- boleh saja menirukan iklan untuk bercanda, namun jangan sampai berlebihan. Karena bisa mengandung konotasi negatif,” terang Bu Erna (begitu nama panggilannya). Lebih lanjut beliau menyampaikan sebaiknya kita juga bisa menyadari dari segi mana yang tidak boleh ditiru untuk itu gunakan iklan sebagai sarana informasi.

Dari hasil polling yang dilakukan tim Akses Arpega terhadap 100 siswa yang ada di SMPN 3 Tulungagung, telah mendapatkan data sekitar 96 persen, remaja Arpega pernah menirukan iklan, dan sisanya 4 persen menjawab tidak pernah menirukan iklan. Siti Soraya Khalifa siswi VII-4, salah satu dari sekian remaja yang tidak begitu tertarik menirukan iklan mengatakan tidak suka menirukan iklan, karena kayak nggak ada kerjaan, kayakan orang aneh. “Menirukan iklan kalau buat gurauan gak papa, tapi kalau sering-sering kayak kurang kerjaan, kayak orang aneh,” jelasnya. Berbeda lagi pendapat yang disampaikan Diyah Ayu Lestari, siswa berjilbab yang juga dari kelas VII-4. Ayu pernah menirukan iklan walau kadang-kadang. Dan iklan yang dia sukai yang mudah dihafal dan lucu, seperti iklan “Afika, Ada Yang Baru Nih!”.

Sementara polling yang didapat dari hasil seberapa pernah para siswa menirukan iklan, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 90 persen, menjawab sering 9 persen dan sisanya 1 persen menjawab hanya sekali. Bagi mereka yang pernah menirukan iklan berbagai macam alasan yang dikemukakan, kenapa menirukan iklan tersebut. Diantaranya karena iseng-iseng 80 persen, iklanya bagus, menarik dan lucu 10 persen, alasannya buat bercanda dan senang aja 5 persen dan yang menjawab suka dengan bintang iklanya juga 5 persen. Bagi Syifa siswi kelas VII-3, sering menirukan iklan, alasannya karena suka aja dengan iklan tersebut.

Trend imajiner iklan saat ini yang paling mendominasi, disukai para remaja dan menempati peringkat pertama dari polling adalah iklan yang dibintangi oleh Afika. Banyak para remaja menirukan gaya manja, yang diucapkan oleh Afika. “Afikaaaaa, Ada Yang Baru Nih”. Ditempat kedua ada imajiner “Wani Piro” mendapat 10 persen, kemudian diikuti “Ayam-ayamku  Mana ?” dan “Like This Yoo” masing-masing mendapat prosentasi 5 persen.

Clotehan iseng-iseng dengan menirukan iklan, dan gurauan-gurauan lelucon di kelas yang didapat dengan menirukan dalam iklan sudah tidak asing lagi didengar oleh para remaja. Bahkan mereka saling bersaing untuk selalu mengetahui imajiner-imajiner iklan terbaru. Walau sebagian besar responden yang menjawab “ Kurang Kerjaan” terhadap mereka yang plagiat imajiner  iklan sebesar 40 persen, namun yang dirasakan olehnya merupakan sesuatu yang konyol, asik, lucu, seru dan menghibur, dengan prosentase 30 persen. Dan sisanya 20 persen menanggapinya biasa saja, sedangkan yang 10 persen menjawab mereka yang menirukan iklan adalah lebay.


Menirukan iklan sah-sah saja asal tidak berlebihan, tidak merugikan atau menyinggung orang lain dan tidak membuat  lupa akan karakter dirinya sendiri. Tetaplah menjadi jati diri sendiri, akan lebih baik dari pada menjadi diri orang lain. Iklan televisi sebagai salah satu bagain yang tak terpisahkan dari rangkaian tayangan program acara televisi, di mana kemunculannya selalu menghiasi dalam hitungan menit di sela-sela ketika kita sedang menyaksikan sebuah sinetron ataupun  program yang lain. Derasnya intensitas Iklan televisi yang dilancarkan melalui media layar kaca, telah sedikit banyak mampu mempengaruhi para pemirsa untuk mengikuti dan menirukan imajener iklan tersebut dalam kehidupan sehari-hari para remaja.

Trend ini dalam perkembangannya, begitu pesat masuk dalam relung-relung kehidupan di  masyarakat,  tak peduli anak-anak, kaum remaja bahkan orang tuapun akan dengan mudah menirukan imajiner iklan di TV. Dan orang tua sebagai pendidik  dan bagian dari masyarakat yang lebih berpengalaman memiliki peranan penting dalam membantu perkembangan remaja menuju kedewasaan, agar tidak dengan mudah segala bentuk imajiner iklan di TV akan ditirukan. Harus bisa diambil mana yang positif dan dipilah mana yang negatif. (nun/dil/tar).







0 komentar:

Posting Komentar

◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2012 catatan seonega Seo Elite by Galih 7-1 | Blogger Templates